Minggu, 09 Juni 2013

THE POWER OF GOGGLE+

Begitu banyak jejaring sosial yang ada di dunia maya saat ini, dari yang baru berkembang maupun yang sudah terkenal. Salah satu yang masih baru yaitu GPlus. Google+ atau Google Plus adalah jejaring sosial yang dioperasikan oleh Google Inc. Google+ diluncurkan pada 28 Juni 2011 yang saat itu masih dalam diuji coba, dengan sistem undangan.  IBITIMES gplus menjadi nomor 2 jejaring sosial terbesar didunia setelah facebook, dan mengalahkan twitter.
Di hari tersebut, pengguna Google+ diijinkan untuk mengundang teman di atas 18 tahun, untuk membuat akun. Namun, ini segera dihentikan sehari kemudian setelah pembuatan akun semakin membeludak. Hingga kini pengguna gplus semakin bertamah. Bahkan dalam salah satu artikel oleh International Business Times atau 



Dimulai dari Sejarahnya Google Plus



Sebagaimana yang diketahui, Google+ merupakan proyek jejaring sosial Google dengan nama sandi “Emerald Sea”. Proyek ini berawal dari pernyataan Urs Holzle, Google Head of Operations, salah satu dari 10 karyawan pertama Google, bahwa agar bisa terus sukses maka Google harus menemukan dan menjalankan strategi sosial mereka termasuk produk dan layanannya.

Menurut informasi yang diperoleh dari buku mengenai Google berjudul “In the Plex: How Google Thinks, Works and Shapes Our Lives” yang ditulis oleh Steven Levy, “Emerald Sea” merupakan judul lukisan di mana terdapat ombak menerjang kapal yang sedang berlayar. Lukisan tersebut secara tidak sengaja ditemukan oleh Bradley Horowitz saat dia membuka Google Image Search dan mengetikkan “Emerald Sea”. Horowitz menganalogikan kapal sebagai Google dan ombak yang menerjangnya sebagai kompetitor mereka.


Lukisan yang dibuat oleh seniman Jerman, Albert Bierstadt tahun 1978 ini membuatnya terkesan sehingga lukisan tersebut dicetak dan diperbesar serta ditempatkan di elevator lantai empat kantor Google.

Bagi publik sendiri, mereka sudah mulai bisa menduga G+ sebagai “Google’s next big thing” setelah membaca presentasi Product Manager Google waktu itu, Paul Adams. Paul, yang saat ini bekerja untuk Facebook serta merupakan sosok di belakang lahirnya konsep Circle di G+ dan Groups di Facebook, membuat presentasi berjudul “The Real Life Social Network” yang diunggah ke SlideShare, Paul menyebutkan bahwa Facebook kurang memperhatikan perilaku manusia dan struktur sosial bekerja dalam kehidupan nyata.

Kabar terakhir, buku Social Circles yang ditulisnya sejak Juni tahun lalu dan direncanakan akan diterbitkan setelah G+ dirilis, tidak memperoleh persetujuan Google untuk diterbitkan.

Dua Figur Kunci
Dua figur kunci proyek Emerald Sea ini adalah Vic Gundotra, Google Senior Vice President of Engineering dan Bradley Horowitz, Google Vice President of Product Management for Google Apps. Gundotra, pria yang menyukai piranti lunak sejak usia 11, menangani semua produk sosial Google termasuk G+. Sebelum memangku jabatan ini, Gundotra adalah Vice President of Engineering yang bertanggung jawab atas developer evangelism dan program open source.

Sebelum bergabung dengan Google, pria berkacamata berusia 43 tahun ini bekerja di Microsoft selama 15 tahun sebagai General Manager untuk para penggembang Microsoft. Alumni Indian Institute of Technology ini juga bertanggung jawab terhadap beberapa produk dan sistem operasi Microsoft yaitu Windows 3.0, NT, Windows XP, dan Windows Vista. Horowitz sendiri menangani komunikasi dan aplikasi sosial Google diantaranya adalah Google Talk, Gmail, Calendar, Voice, Talk, Docs, Sites, Orkut, Picasa, Blogger dan Reader.

Sebelum bergabung dengan Google. kandidat doktor MIT Media Lab ini menjabat sebagai Yahoo Vice President of Advanced Development Division yang membawahi Yahoo Developer Network , Advanced Products Group, Yahoo Research Berkeley, Technology Development Group dan Methods & Practices Group.

Beberapa produk yang dihasilkannya adalah media search, desktop search, Yahoo! Toolbar dan Yahoo! Pipes. Dia juga berperan penting dalam akuisisi Flickr dan MyBlogLog. Pada usia 10 tahun Horowitz sudah mulai membuat aplikasi permainan sederhana menggunakan algoritma if-then-else.


Rasa Apple di Google
Figur lain yang tidak kalah penting adalah seniman piranti lunak legendaris, Andy Hertzfeld, yang merupakan desainer kunci tim piranti lunak Macintosh 20 tahun silam. Hertzfeld mulai bekerja di Google tahun 2005 dan untuk pertama kalinya diberikan keleluasaan dan tanggung jawab penuh oleh manajemen Google untuk memaksimalisasi bakat dan ide kreatifnya.

Dengan animasi warna warni, drag-and-drop yang “menyihir”, sentuhan antar muka yang intuitif, Circle pada Google+ memang lebih tampak seperti “trademark” Apple dibandingkan sebagai “trademark” Google.

Sepak terjang Google sendiri di jejaring sosial sudah cukup lama. Kegagalan dalam akuisisi Friendster beberapa tahun silam, membuat mereka meluncurkan Orkut tahun 2004 yang memperoleh respons menggembirakan serta cukup banyak anggota di Brasil dan India.

Friendster sendiri memang sangat fenomenal pada waktu itu. Pada 3 bulan pertama sejak diluncurkan, tercatat 3 juta pengguna Friendster mendaftarkan dirinya. Tahun 2003 merupakan tahunnya jejaring sosial ditandai dengan lahirnya MySpace, Plaxo, Linkedin serta Hi5 disusul Facebook tahun 2004 dan Twitter dua tahun kemudian.

Selain Orkut, Google juga memiliki YouTube yang diakuisisi Oktober 2006 dan meluncurkan Google Buzz pertengahan tahun lalu. Sayangnya jejaring sosial yang mengintegrasikan beberapa elemen Facebook dan Twitter ini tidak memperoleh tempat di hati publik.

Lahirnya Google+
Diskusi dan debat mengenai nama proyek ini sudah berlangsung cukup panjang dan melelahkan. Awalnya proyek jejaring sosial ini bernama “Google Me” yang kemudian berubah menjadi Google +1. Banyak pihak memperkirakan bahwa Google +1 hanya akan mengirimkan informasi berbentuk stream atau feed sebagaimana di Facebook atau Twitter dimana sumber informasinya akan diperoleh dari Google News maupun sumber informasi Google lainnya.

Proyek yang menaungi 18 produk dan layanan Google serta melibatkan 30 tim direncakan akan diselesaikan dalam waktu 100 hari. Karena kompleksitasnya, proyek yang dimulai Maret 2010 ini baru dapat diuji coba secara internal pada bulan Oktober 2010. Pada suatu hari di bulan Agustus 2010, pukul 8 malam, Gundotra mengirimkan undangan via email ke 50 Googlers untuk menguji coba G+. Semua engineer yang diundang, menurut Gundotra, terlihat sangat antusias.

Undangan akhirnya dibuka untuk lebih banyak Googlers sehingga satu jam pertama uji coba dilakukan, sudah 600 orang berpartipasi. Pukul 11 malam, kinerja server yang digunakan mulai melambat. Hal ini membuat Gundotra harus memindahkan traffic ke server yang ada di data center mereka. Esok harinya, 90% karyawan Google di seluruh dunia sudah mendaftarkan dirinya dalam program ini. Beberapa feedback yang diterima membuat mereka harus melakukan perampingan dan merancang ulang konsep proyek ini.

Setelah selesai, proyek ini kembali diluncurkan untuk diuji coba oleh para karyawan terpilih dengan jumlah yang sedikit dibandingkan dengan uji coba pertama. Feedback yang diterima lebih positif dibandingkan uji coba pertamanya. Setelah pengujian kedua ini dinilai sukses, Gundotra memutuskan untuk meluncurkannya ke publik secara terbatas (Field Trial) pada tanggal 28 Juni lalu dalam tahap uji coba yang dinamai sebagai Field Test.

Pada suatu kesempatan, Gundotra menyampaikan bahwa proyek ini bukanlah Facebook killer, hanya saja dengan G+ diharapkan para pengguna dapat menggunakann dan menikmati media jejaring sosial yang lebih baik. Bagaimana menurut plusser sendiri?

Konsep

Yang menarik dari Google Plus adalah semua serba putih. Alias, Tidak banyak warna-warni. Sederhana.

Konsep google ini mungkin ada kaitannya dengan kecepatan. Prinsip Google adalah, lebih cepat lebih baik. Ini tercantum pada 10 filosofi Google pasal ke 3. Penggalannya :

…By shaving excess bits and bytes from our pages and increasing the efficiency of our serving environment, we’ve broken our own speed records many times over,…

Bisa jadi benar. Setidaknya, dengan memberi warna atau garis berwarna, minimal pada baris kode html untuk warna ini bisa menambah besar ukuran halaman.

TEKNOLOGI

Di Google plus, Google mencari gagasan dan produk yang berusaha menembus batas teknologi yang ada. Sebagai sebuah perusahaan yang bertindak penuh tanggung jawab, kami berusaha keras agar setiap inovasi diimbangi dengan tingkat privasi dan keamanan yang memadai bagi pengguna. Prinsip Privasi kami membantu memandu keputusan yang kami buat pada setiap jenjang perusahaan, sehingga kami dapat membantu melindungi dan memberdayakan pengguna sekaligus memenuhi misi kami yang berkesinambungan dalam menata informasi dunia.

KELEBIHAN GPLUS
  • Repost Ada fasilitas Repost yang memiliki istilah Reshared, jadi kita langsung bisa mengutip sebuah status dari teman yang ada pada circle kita. Ini mirip seperti Retweet di Twitter, pada Facebook? tidak ada.
  • Atur status Status yang kita buat bisa diatur apakah itu tidak boleh dishare kembali atau tidak boleh dikomentari.
  • Mode huruf beragam Berbeda dengan FB dan Twitter, di G+ (singkatan Google+) bisa menulis sebuah status dengan mode miring, coret, atau tebal, menarik kan?
  • Gif diijinkan Muatan gambar berekstensi Gif memang membuat loading time lama, tetapi ini berfungsi di G+ sehingga gambar berekstensi gif bisa berjalan sebagaimana biasa ketika dishared di status G+.
  • Live Notification Istilah ini sebenarnya saya buat sendiri, di FB jika terdapat notification maka untuk melihat komentar orang maka kita harus menuju halaman yang dimaksud. Tidak dengan G+ karena kita bisa langsung melihat status apa yang dikomentarin sekaligus langsung bisa membalas komentarnya, canggih!
  • Instant Upload Saya mencoba aplikasi G+ di Android dan terdapat fasilitas Instant Upload, awalnya saya kira memotret lalu men”share” foto, ternyata tidak seperti itu karena sekali “cekrek” pada aplikasi Androidnya maka foto langsung terupload otomatis. Banyak yang takut nantinya foto-foto yang tidak pantas bisa tershare, tetapi ternyata foto yang secara instan tadi diupload di sebuah album dan tidak terpublikasi di Stream.
  • Huddle Fasilitas ini hanya bisa digunakan di aplikasi mobile G+, mirip dengan group chat YM dan hebatnya sangat stabil ketika di pakai.
  • Sistem Tag Serupa dengan FB, di G+ bisa membuat tag di status dengan ‘@’ dan ‘+’. Tag bahkan juga bisa dibuat melalui versi mobile.


KEKURANGAN GPLUS
  • Diperlukannya internet yang stabil, karena google plus menggunakan teknologi yang baru yakni menggunakan HTML 5, jadi keperluan akan bandwitch pun semakin meningkat karena HTML 5 ini memiliki banyak animasi yang membuat tampilan menarik dan datanyapun otomatis semakin besar.
  • Untuk penggunaan mobile harus menggunakan smartphone atau ponsel yang memiliki aplikasi browser untuk mengakses Google Plus. Jika di Indonesia yang kebanyakan orang mengakses sosial media dengan ponsel, google plus kemungkinan akan sulit meyaingi facebook di Indonesia, dalam arti pengguna yang mengakses lewat ponsel standar saat ini.
  • Halaman beranda Google Plus agak sedikit sempit, sehingga kurang begitu nyaman apabila digunakan untuk  berinteraksi dengan teman, mengomentari status teman, dan lain sebagainya. (v) Dalam kolom komentar, kita tidak bisa menampilkan ekspresi kita, misalnya gambar smile, sedih, marah dan lain sebagainya.


Keamanan
untuk kemanan, menurut saya google plus menerapkan kemananan yang ketat, seperti tidak disediakannya aplikasi pihak ke tiga untuk menggunakan google plus ini, karena google plus diciptakan untuk manusia saling berinteraksi, bukannya robot yang menjalankan akun tersebut. Pada google plus juga kamu bisa menerapkan pengamanan berlapis, yakni dengan menggunakan password kemudian kamu akan diberikan kode verifikasi untuk dapat membuka akun kamu melalui sms. Untuk pengaturan keamanan ini kamu bisa mengaturnya pada bagian setting >> security.  

Pemanfaatan dan Pengembangan masa depan
Dengan bertambahnya pengguna jejaring sosial dilihat dar pemanfaatannya kita bisa menggunakan untuk gplus sebagai media untuk promosi/klan, sebagai layanan edukatif, atau bisa juga sebagai media untuk berbagi kepada pengguna lain, bisa dalam bentuk berita aktual, video sebuah bencana alam dengan meggunakan fasilitas youtube, dan banyak lagi contoh lainnya. Untuk pengembangannya kedepan mungkin akan lebih baik jika ditambahkan fitur -1 yang berfungsi untuk menghapus postingan-postingan yang berbau spam atau flameing yang isinya ejekan " yang mengundang pertengkaran atau permusuhan. Dengan adanya fitur seperti ini postingan yang bersifat spam tersebut akan menghilang setelah mencapai angka tertentu (mis -50). 

Sekian bahasan saya tentang Google Plus. Kita berharap Google Plus mau mengevaluasi kekurangannya, dan syukur-syukur mau memperbaikinya. Namun demikian, kita perlu memberinya apresiasi yang tinggi terhadap Google Plus, terutama untuk Google, yang telah memberikan fasilitasnya secara gratis. Atas perhatian dari anda sekalian saya ucapkan terimakasih.


sumber